Bukti-bukti keterlibatan tentara dan polisi di Blok Cepu, Poso, dan Boven Digoel. Mereka datang membawa M16 lalu pulang membawa (Rp) 16 M.
Rusdi Mathari lahir di Situbondo 12 Oktober 1967. Pernah bekerja sebagai freelancer di Suara Pembaruan (1990-1994),redaktur InfoBank (1994-2000), detikcom, penanggungjawab rubik PDAT majalah Tempo (2001-2002), redaktur majalah Trust (2002-2005), redaktur pelaksana Koran Jakarta (2009-2010), redaktur pelaksana beritasatu (2010-2011), dan pemimpin redaksi VHR.media (2012-2013. Peserta crash program reportase investigasi (ISAI-Jakartra), dan mendapat beberapa penghargaan untuk penulisan berita terbaik dari beberapa lembaga. Saat ini aktif menulis buku dan mengasuh blog Rusdi GoBlog.
ABRI, Aceh Darussalam, Bank Indonesia, Bila ABRI Berbisnis, Bisnis dan Militer, Blok Cepu, Boven Digoel, BPK, Buku, Exxonmobil, Indria Samego, Jawa Timur, Ketika Moncong Senjata Ikut Berniaga, Konflik, Kontras, Koramil, Kostrad, Maluku, Militer, Nasional, Orde Baru, Papua, Polisi, Polri, Poso, Pustaka, Sulwesi Tengah, Tentara, TNI, Tuban, Yayasan
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Desember 16, 2007 at 4:23 am
Makasih sobat rudi.
Jika itu terjadi mungkin tulisan berikutnya dalam buku dengan judul anjing penjaga modal. Boleh ditambah teks temuan New York Times tentang pemerian uang Freeport kepada sejumlah elit militer Indonesia. Korek aja NYTM tanggal 27 Desember 2005 hanya untuk sekedar menambah refrensi.
Sejumlah perusahaan di Papua maupun daerah lainnya dijaga tentara dengan pos pengamanan. Yang terjadi di Papua klaim separartisme jadi alasan pembenar bagi pengamanan aset-aset. Misalnya saja, pabrik kelapa sawit di Arso 7 Jayapura Papua mulai dari jalan masuk (7 kilo meter) hingga pos wajib lapor bertuliskan KODAM Trikora terlihat sepi tetapi menakutkan karena gentayangan intel yang serempak mondar-mandir ketika ada pengunjung ke Pabrik Kelapa sawit tersebut.
Ada yang menarik juga akibat bisnis militer juga membuat konflik intra korps militer menjurus pada setingan konflik horzontal ini budaya militer yang diterapkan selama 30 tahun sejak freeport masuk Papua.
Desember 17, 2007 at 4:44 pm
cak, di Ternate, konflik perbatasan dua kabupaten malah menjadi lahan bisnis yang bagus, mulai dari perwira sampai prajurit. di sini, militer malah jadi satpam bisnis NHM, salah satu perusahaan multinasional yng dapat konsesi menambang emas di perut bumi Halmahera. sayangnya banyak media bungkam soal ini. entah kenapa.