Dik,
Aku tulis surat ini padamu
Karena mengingat perjumpaan kita 12 tahun lalu
Dan sumpahku padamu 11 tahun yang silam
Karena kita bukan siapa-siapa
Dan tak penting menjadi apa Lanjutkan membaca “Kepada Fauziah Mathari”
Mata saya tak sekalipun lepas memandang wajah dan tubuh Ken Dedes yang sekarang tepat berada di depan saya, tidur di dipan yang terbuat dari kayu jati. Permaisuri dari dua raja Singosari itu, yang selama ini hanya saya dengar dari cerita para guru sejarah dan hanya saya baca dari beberapa buku sejarah dan novel, ternyata memang jelita. Tuhan seolah menumpahkan semua kesempurnaan pada perempuan ini: Bibir tipis, hidung bangir, buah dada padat, leher jenjang, lengan halus, dan kulit langsat kuning dengan wangi yang tak habis saya hirup. Lanjutkan membaca “Percakapan dengan Ken Dedes”
Komentar Pembaca