Inilah buku pertama yang ditulis oleh orang yang telanjur dicap sebagai koruptor tentang kasus yang menyeretnya ke pengadilan menurut versinya. Orang boleh percaya dan tidak percaya dengan isinya tapi Baharuddin Aritonang penulis buku ini, setidaknya punya sikap dan itu yang lebih penting. Lanjutkan membaca “Melawan “Cek Miranda””
Biar pun hanya sebagai staf ahli menteri, Rizal bahkan bisa memastikan pencopotan direksi Pertamina. Dia pula yang menjadi “wakil” Pertamina, berunding dengan ExxonMobil untuk mengurus pengelolaan Blok Cepu, ladang minyak dengan cadangan minyak terbesar di negeri ini. Hasilnya: Blok Cepu diserahkan ke ExxonMobil. Lanjutkan membaca “Lompatan Mallarangeng Bersaudara (2)”
Lalu jika korupsi didefinisikan sebagai mengambil keuntungan dari aset negara untuk kepentingan sendiri atau kelompok, tidak harus uang, melainkan untuk mempertahankan kekuasaan politik— maka keterlibatan para menteri, petinggi BUMN dan pejabat lainnya itu, mestinya juga tak bisa tidak dianggap sebagai perilaku kolutif. Ini pula akan menjadi taruhan reputasi Yudhoyono sebagai sosok yang selalu mengaku taat hukum. Lanjutkan membaca “Sindikasi Yudhoyono”
Di kalangan banyak pejabat dan petinggi RNI, Nasrudin Zulkarnaen sejak lama dikenal suka memberi upeti “barang hidup” berupa perempuan-perempuan cantik. Upeti-upeti itulah yang di belakang hari lantas diancamkan oleh Nasrudin kepada para petinggi itu agar memberi dia jabatan. Lanjutkan membaca “Antasari: Catatan Seorang Wartawan (Bagian 1)”
Komentar Pembaca