
Di zaman internet seperti sekarang, agama apa pun bisa menjadi sasaran olok-olok orang-orang idiot lewat kamera video dan koneksi internet, tapi media barat kini terus-menerus menjadikan Islam dan Nabi Muhammad sebagai sasaran penisatan. Antara lain yang terbaru, lewat film “Innocence of Muslims.”
oleh Rusdi Mathari
Empat sosok itu terlihat telanjang. Di sebelah kiri tampak 2 lelaki yang digambarkan sebagai sosok Yesus dan Nabi Musa. Keduanya berdiri berjajar. Tangan kanan Musa memegang Taurat, dan Bintang David digambar di pantatnya untuk menjelaskan dia mewakili Yahudi, sementara Yesus mengenakan kalung salib. Keduanya menghadap Ganesha, salah satu dewa Hindu yang memiliki 4 tangan, satu belalai, dan sepasang mata jelita. Di bagian atas Ganesha, terlihat Hotei [Dewa Keberuntungan Budha] yang sedang menungging.
Di gambar itu, mereka semua dilukiskan sedang merayakan sesuatu, seperti pesta seks. Tangan kanan Ganesha menggemgam penis Musa, dan tangan yang satu lagi meggemgam penis Yesus yang ujungnya direngkuh dengan belalai. Sementara tangan kiri Ganesha terlihat dimasukkan ke lubang dubur Dewa Hotei, dan tangan yang lainnya memegang penis Hotei. Ada pun Ganesha yang terlihat sibuk, dilukiskan sebagai sosok hermaprodit: punya penis dan vagina.
Itulah gambar yang dimuat oleh situs TheOnion.com, 13 September 2012. Situs itu diluncurkan sejak 1996 sebagai bagian dari surat kabar kampus Universitas Wisconsin, Madison, Amerika Serikat. Sejak kali pertama diterbitkan 1988, koran The Onion berkhidmat untuk memuat artikel atau gambar satir atau untuk menyindir masyarakat Amerika dan internasional. Majalah Time pernah menyebut The Onion.com sebagai situs internet paling lucu.
Tidak ada penjelasan dari redaksi, apakah gambar di TheOnion.com itu ditujukan untuk merespons gelombang demonstrasi Muslim di beberapa negara yang menentang film “Innocence of Muslims”, yang dituding menghina Nabi Muhammad saw. dan ajaran Islam yang sudah berlangsung selama lebih kurang sepekan terakhir; atau tidak. Gambar yang disebut sebagai karikatur itu pun tidak menerangkan siapa pembuatnya. Namun dari gambar 4 sosok telanjang di bawah judul “No One Murdered Because Of This Image” itu bisa ditangkap kesan, redaksi TheOnion.com sedang menyindir orang-orang yang marah karena film Innocence of Muslims.
Film berdurasi panjang itu oleh sebagian orang telah dituding menghina Nabi Muhammad dan ajaran Islam, sangat kasar dan murahan. Menyusul pemutaraan sebagian adegannya di sebuah jaringan televisi di Mesir pekan lalu, gelombang protes yang menentang film Innocence of Muslims pecah di beberapa negara di Timur Tengah, sebagian di Asia, Eropa dan Australia. Kedutaan Besar Amerika di banyak negara, lalu menjadi sasaran kemarahan. Di Libia, aksi masa disebut oleh sejumlah media barat, “mungkin” telah menyebabkan terbunuhnya J. Christoper Stevens, duta besar Amerika di sana.
Belum ada pengakuan siapa sebetulnya pembuat Innocence of Muslims kecuali hanya disebut sebagai orang yang mengaku bernama Sam Bacile. Nama itu, kali pertama disebut oleh The Wall Street Journal berdasarkan wawancara lewat telepon, tapi Bacile kemudian dikabarkan bersembunyi. Kantor berita The Associated Press yang mencoba melacak, hanya menemukan indikasi nomor telepon yang digunakan Bacile, sama dengan nomor telepon yang digunakan Nakoula Basseley Nakoula.
Nama yang disebut terakhir oleh AP disebut sebagai pengembang perumahan di California, Amerika dan pernah terlibat sejumlah penipuan di perbankan, dan sempat dihukum 21 bulan di penjara federal. Dia mengaku sebagai penganut Kristen Koptik dan membiayai Innocence of Muslims, tapi menolak anggapan, dirinya adalah Bacile, nama yang muncul di film “Innocence of Muslims” sebagai sutradara, dan sebagai orang yang mengunggah film itu ke jaringan YouTube.
Film politik
Apa yang disebut sebagai film Innocence of Muslims tidak beredar di bioskop, tapi sebagian potongan adegannya sudah ditampilkan di YouTube sejak awal Juli silam dengan durasi 14 menit. Film yang melibatkan 60 aktor berikut 45 awak film itu, oleh The Wall Street Journal disebut-sebut diongkosi oleh 100 orang Yahudi hingga US$ 5 juta. Slate.com menulis, film itu dibuat dengan sangat buruk: sejumlah orang diminta datang ke sebuah rumah di California dan mereka diminta beradegan seolah-olah tidak ada hubungannya dengan Islam. Bayarannya US$ 75 per hari. Lalu adegan mereka disulihsuarakan oleh para aktor dan dijahit dengan sangat buruk.
Isinya tentu saja tidak ada yang baru dan sangat provokatif: Nabi Muhammad digambarkan sebagai sosok yang suka perempuan, membunuh dan sebagainya; dan nilai Islam yang diajarkan hanya mengajarkan kebencian. Mirip dengan “Fitna the Movie” yang dibuat anggota parlemen Belanda, Geert Wilders bersama Scarlett Pimpernel, 4 tahun lalu. Orang yang mengaku Bascile menyebut filmnya sebagai film politik.
Dan sama dengan nasib Innocence of Muslims, film Fitna juga mengundang protes. Di negaranya, Wilders bahkan dikecam dan dicap sebagai ekstremis anti-Islam dan sosok yang lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang yang pernah dibuat oleh orang Islam. Tabloid gratis berbahasa Inggris, Amsterdam Weekly, Volume 5 [31 Januari-6 Februari 2008], menulis di halaman sampul: Aduh, lagi-lagi berita soal Wilders! Dua tahun lalu Wilders diadili dengan tuduhan memicu kebencian, diskriminasi dan penghinaan terhadap Muslim, tapi tahun lalu, pengadilan Amsterdam memutuskan dia tidak bersalah.
Nasibnya berbeda dengan dengan Theo van Gogh, yang bersama Ayaan Hisri Ali [feminis asal Somalia] membuat film Submission, empat tahun sebelum film Fitna. Wartawan dan aktor Belanda itu dibunuh di Amsterdam, beberapa waktu setelah Submission beredar. Sebelum tewas, van Gogh dan Hirsi menerima ancaman mati tapi van Gogh tak menganggapnya serius dan menolak perlindungan apa pun. Tanggal 24 November 2004, dia ditemukan tewas di sebuah jalan di Amsterdam. Di tubuhnya ada luka tikam, dan 8 lubang peluru.
Sebelum Fitna dan Innocence of Muslims, beberapa gambar dan tulisan juga dianggap telah dibuat untuk menghina ajaran Islam dan Nabi Muhammad. Antara lain karikatur yang konon digambarkan sebagai sosok Nabi Muhammad buatan Kurt Westergaard. Kartun itu dimuat koran Jylland-Posten, Denmark hingga 2 kali: 30 September 2005 dan 13 Feberuari 2008. Ketika karikatur itu dimuat kali pertama, sejumlah orang Islam di banyak negara melakukan protes yang berujung ditembaknya 5 orang di Afghanistan, dan seorang remaja di Somalia. Mereka ditembak polisi yang menghadang aksi mereka.
Dulu di akhir 80-an, Salma Rusdhie, yang menulis buku Ayat-Ayat Setan [Satanic Verses] diserukan untuk dibunuh oleh pencetus revolusi Iran, Ayatullah Khomeini karena isi bukunya dituding menghina Nabi Muhammad dan ajaran Islam. Rusdhie hingga kini masih hidup dan menetap di London, tapi dia mengaku selalu dibayangi ketakutan.
Sebelumnya, dan sebelumnya lagi, sudah ratusan atau bahkan ribuan kali, muncul buku dan gambar yang berusaha menistakan pribadi Nabi Muhammad. Temanya hampir seragam: memperolo-olok perilaku Nabi Muhammad yang digambarkan doyan perempuan. Dengan kata lain, semua tulisan, gambar, atau film yang [berusaha] menggambarkan Nabi Muhammad dengan perilaku berikut ajarannya hanyalah lagu usang. Tema semacam itu terus-menerus diembuskan oleh orang-orang semacam Wilders, van Gohg, Rusdhie, Bacile, Terry Jones, dan sebagainya. Mereka phobia Islam, bukan karena ketidakahuan mereka terhadap perilaku Nabi Muhammad dan ajaran Islam melainkan karena kebencian dan motif politik tertentu.
Maka tanpa bermaksud membenarkan gambar yang dimuat TheOnion.com, Muslim mestinya tidak perlu sangat reaktif menyikapi film politik Innocence of Muslims apalagi harus menumpahkan darah. Kemuliaan Nabi Muhammad tak akan pernah berkurang hanya karena sebuah tulisan, gambar atau tulisan yang dimaksudkan untuk menghina dan menistanya, maupun untuk menyanjungnya. Lebih dari itu; tulisan, gambar, atau film semacam itu tidak menggambarkan atau mewakili seluruh pendapat orang Yahudi, orang Kristen dan sebagainya.
Bacalah misalnya tulisan William Saletan redaktur di Slate.com yang merespons maraknya protes terhadap Innocence of Muslims belakangan ini. Diawali dengan seruan “Kepada yang terhormat Muslim, Kristen, Yahudi, dan Hindu…” Saletan menjelaskan, di zaman internet seperti sekarang, agama apa pun bisa menjadi sasaran olok-olok dan bahan ejekan oleh orang-orang idiot lewat kamera video dan koneksi internet. Mereka berusaha memicu kerusuhan di seluruh dunia dan akan menjadikan Anda sebagai umpan untuk baku-bunuh.
Dan kata Saletan, mereka tidak akan berhenti, hingga terjadi pertumpahan darah dan Anda menjadi salah satu korbannya. “Tahanlah kemarahan Anda. Pulang dan berdoalah. Allah terlalu besar hanya untuk dinista oleh orang-orang bodoh…”
September 19, 2012 at 2:31 pm
Kemulian nabi dan agama memang tak luruh karena perilaku ngawur. Hukum dan etika di banyak negeri pun sudah melarang penistaan terhadap agama dan keyakinan. Pertahanan diri terakhir di luar peran negara ya seperti pesan Saletan ini. Saya setuju. Jangan membiarkan diri masuk ke dalam jebakan orang gak bermartabat agar kita saling bunuh.
September 20, 2012 at 7:53 am
Artikel yg bagus bro..
Good job..