Apa yang salah dengan Lady Gaga, dan mengapa di sini, konsernya harus dilarang? Mengapa untuk urusan aurat, banyak orang tiba-tiba tampil sebagai orang paling suci, merasa berbakti kepada Tuhan dan kemanusiaan?
oleh Rusdi Mathari
Lady Gaga dipastikan tak akan bisa menggelar konser di Jakarta. Sekitar sebulan sebelum pertunjukannya di awal Juli mendatang, pejabat polisi di Jakarta sudah menghadang Gaga dengan tidak memberikan rekomendasi untuk konsernya. Keputusan itu final dengan beberapa alasan.
Selain ada permintaan dari sejumlah kelompok Islam, Gaga dianggap bisa mengganggu keamanan. Polisi tidak menerangkan lebih jauh keamanan siapa dan yang bagaimana yang diganggu, kecuali sebuah penjelasan: penampilan Gaga dianggap seronok, mengumbar aurat, dan karena itu bisa merangsang lawan jenis. [Hei mengapa yang sejenis tidak pula disebut polisi?]
Gaga –nama itu diambil dari lagu Queen berjudul “Radio Ga Ga”— adalah ikon musik pop yang saat ini termasuk paling banyak diperbincangkan di dunia. Ia disukai anak-anak muda, justru karena penampilan dan juga atraksinya yang nyentrik di atas panggung. Mirip dengan penyanyi Madonna yang pada zamannya juga sering membuat sensasi di atas panggung, termasuk dengan melempar celana dalam yang dikenakan kepada penggemarnya sewaktu konser di London. Tapi Gaga lebih berani ketimbang Madonna.
Bagian dalam lengan kirinya ditato, juga pantat dan buah dadanya. Berpose untuk sampul majalah Rolling Stones, Gaga tampil hampir telanjang. Dia menutupi tubuhnya hanya dengan bola-bola plastik yang transparan. Sewaktu digelar acara MTV Video Music Award 2010, Gaga mengagetkan banyak orang karena tubuhnya dibalut gaun yang terbuat dari lembaran-lembaran daging mentah. Di Twitter, dia sengaja memajang foto payudaranya. Bila bernyanyi di atas panggung, Gaga menari-nari yang oleh sebagian orang digambarkan mirip gerakan orang bersenggama. Hak sepatunya bahkan berbentuk penis.
Karena semua penampilan dan gayanya itu, sebagian orang menyebut Gaga sebagai pemuja setan. Lirik di beberapa lagunya, dinilai mirip dengan mantra untuk memanggil dan menyembah Iblis. Dia juga dicap sering menggunakan lambang-lambang yang dianggap sebagai simbol pengikut setan. Di video klip untuk lagunya berjudul “Judas,” penampilan Gaga bahkan dilaknat karena berusaha menggambarkan Yesus dan murid-muridnya sebagai anggota geng motor. Apalagi di video itu Gaga menonjolkan busana dengan warna serba ungu, yang dalam tradisi Kristen dilukiskan sebagai cawat dan BH yang dikenakan pelacur Babel.
Mencintai Yesus
Orang Nasrani karena itu memberi cap Gaga sebagai antiKristus. Orang Islam menyebutnya sebagai pengikut Dajjal, –monster bermata satu, Eye of Horus itu. Sebuah stigma yang juga pernah ditempelkan kepada penyanyi Madonna, yang niscaya ditolak oleh Gaga sebagaimana dulu, Madonna pun pernah menepisnya.
Diwawancarai wartawan E!Online, dia merasa tidak menyerang [ajaran] Kristen dan sebaliknya menganggap penampilannya di video klip “Judas” sebagai pernyataan sosial dan budaya. Gaga pun menyatakan sebagai penganut Katolik. Menjawab pertanyaan para penggemar dan pembencinya di Google, dia mengatakan justru sangat mencintai Yesus dan karena itu sangat mengherankan ada yang menganggapnya sebagai pengikut Iblis. Kepada Oprah Winfrey, Gaga karena itu mengaku serba salah dan sering merasa tidak berharga dengan apa yang dilakukannya. “Apakah bisa, saya menjadi [pengikut] setan?”
Sebuah pernyataan yang oleh banyak orang Nasrani akan dianggap hanya sebagai dalil. April silam, kelompok-kelompok Kristen fanatik di Korea Selatan melarang keras anak-anak mereka menonton konser Gaga “Born this Way” di stadion Olimpiade Seoul. Tapi penolakan orang-orang Kristen itu, lebih banyak didorong oleh alasan penampilan dan tarian Gaga yang dianggap cabul dan porno.
Kini Gaga ditolak di Indonesia oleh sejumlah kelompok Islam dengan alasan yang kurang lebih sama dengan alasan kelompok-kelompok Kristen di Korea itu: Gaga mengumbar aurat. Tapi benarkah Gaga pemuja setan dan pengumbar syahwat?
Untuk beberapa alasan yang masih bisa diperdebatkan, anggapan itu mungkin ada benarnya. Tapi Gaga dan penampilannya, mestginya juga dianggap hanya membawa pesan agar manusia tidak hipokrit. Dia adalah produk dari perlawanan anak-anak muda terhadap ketabuan yang selalu diajarkan oleh mereka yang merasa berhak menjaga dan menafsirkan moral. Penampilan dan tariannya yang menabrak batas yang sejauh ini dianggap maksiat karena itu justru menyihir anak-anak muda memuja Gaga, dan itu bukan kali ini saja terjadi.
Madonna, The Beatles, dan di sini Rhoma Irama— pada zamannya, pernah pula dianggap sebagai pendobrak terhadap kemapanan ajaran agama yang selalu berhenti pada dogma yang kaku, justru ketika anak-anak muda itu membutuhkan jawaban. Di sisi lain, mereka mendengar dan menyaksikan perilaku-perilaku yang justru bertentangan dengan ajaran agama yang dilakukan banyak tokoh agama, dan pejabat pemerintah yang sibuk menjaga moral rakyatnya.
Di Indonesia, misalnya, polisi yang melarang konser Gaga justru masih dianggap sebagai salah satu lembaga yang paling korup. Polisi itu juga yang membiarkan sekelompok orang menggunakan kekerasan fisik untuk memaksa orang beribadah dan tidak beribadah, dan melarang orang berdiskusi. Polisi bahkan memperkarakan mereka yang berlainan keyakinan dengan kelompok yang lebih besar. Semua aksi itu celakanya menggunakan dalil dan ajaran agama, dan atas nama Tuhan.
Jadi apa yang salah dengan Gaga, dan mengapa konsernya harus dilarang? Mengapa untuk urusan aurat, banyak orang termasuk pejabat polisi yang terhormat itu, tiba-tiba tampil sebagai orang paling suci yang merasa berbakti kepada Tuhan dan kemanusiaan? Lalu bersalah dan berdosakah anak-anak muda itu jika percaya, moral dan ajaran agama itu justru berada di selangkangan Gaga?
Mei 15, 2012 at 12:01 am
kalau saya sih musik apapun yang saya suka pasti saya dengar, entah gimana cara performnya mau jungkir balik, salto, dll. Toh gaga juga ga bakalan telanjang bulat-bulat saat live show. just listening to the music. Saya heran kalo urusan syahwat beberapa kelompok baik agamis maupun selain itu pasti pada terbakar emosinya. Padahal kalo yang saya lihat di televisi-televisi, para koruptor yang “bertelanjang dada” korupsinya, ga ada tuh kelompok2 tadi untuk menyerukan antikorupsi. apakah korupsi harus disertai dengan urusan syahwat baru para kelompok tadi bertindak? IMHO
Juni 11, 2012 at 3:42 pm
jawabannya simpel. karena “ketidaktahuan”. lady gaga secara gamblang jelas tokoh negatif (dalam pemikiran mereka), mereka tahu dan melarang gaga tampil dsb. Koruptor tidak secara gamblang terlihat, setidaknya mereka tidak merasa yakin (tau sendiri kan hukum kita gimana), sehingga tidak bisa bertindak banyak. Sehingga pelarangan konser gaga, menurut saya, merupakan tindakan yang “yah…bolehlah”.
Tambahan:
(faktanya) tidak seluruh kejahatan bisa kita babat habis, namun apakah salah jika kita membabat kejahatan yang sanggup kita babat??? yang terpenting, dan mohon fokus, adalah apakah itu kebaikan atau keburukan…jika keburukan (besar or kecil) lalu dibabat, oke (titik)
Mei 15, 2012 at 9:41 am
halo bung Rudi, maaf ya sepertinya kritik anda terhadap para polisi yg korup, pejabat yg korup, ataupun ada salah satu tokoh agama yg tidak patut dicontoh itu ada sisi benarnya. itu karena mereka melanggar norma agama. Tetapi itu jangan lah bung jadikan sebagai alasan pembenaran terhadap suatu tindakan apapun yang juga melanggar norma agama. Itu artinya bung sama saja dengan mereka. Kemudian dari sisi budaya orang timur yang masih memegang nilai-nilai moral, etika, dan sopan santun, sepertinya juga kurang tepat. Mari kita pegang teguh norma agama yang kita yakini masing-masing. Mudah-mudahan dengan begitu kita dapat berpikir yang jernih dalam menanggapi segala situasi, kondisi, maupun persoalan hidup di dunia ini. Kami juga mohon maaf apabila dalam pendapat kami ada yang kurang berkenan, dan semoga bermanfaat.
Mei 15, 2012 at 9:54 am
yang bikin bingung sampe sekarang adalah zinah tetap diperbolehkan tapi dilokalisasikan (alias mbayar pajak), kenapa ormas2 dan pak polisi itu gak nggeruduk itu aja dulu? asli bingung…
Mei 17, 2012 at 3:15 am
Zaman sudah berubah bung.!, hukum revolusi darwin berlaku., learn what we want to learn, and just close ur eyes to what you don’t want to see, toh pdhal semua juga gk akan tutup mata (dalam arti sebenarnya)
Mei 17, 2012 at 11:15 pm
Indonesia kan udah banyak tuh yang jelek2.. kayak lokalisasi, dangdut kopolo busuk, sinetron yang isinya cuma fitnah2an,,apalagi ya??? nah itu gara2 orang2 dulu ngebiarin hal2 kayak gitu berkembang.. kalo di tambah lagi bakal gak kebayang nanti indonesia mau jadi apa! Negara yang dulunya santun jadi gak karu2an.. sekarang tugas kita bray.. nyelametin anak2 kita..biar gak ngesex sembarangan.. biar gak sering mikir kotor…!! jangan egois gara2 pengen liat Artis Import.
Juni 23, 2012 at 5:43 pm
Terima Kasih pak Bakrush, akhirnya ada yang berpikir bijak untuk masa depan generasi muda kita, tidak cuma berpikir tentang kesenangan pribadi yang gagal terwujud.
Juni 14, 2012 at 9:15 am
Biar saja orang menentang penampilan Lady Gaga karena itu tantangan buatnya yang tampil membawakan seni dengan pakem moral yang bertentangan dengan khalayak. Yang jadi pertanyaan justru kenapa Bung Rusdi seolah lebih mendukung Lady Gaga ketimbang menentang korup dan amoralnya pejabat koruptor?
Apakah jika sudah ada suatu penyimpangan trus kemudian sah-sah saja diikuti penyimpangan yg lain? saat ada orang yang ingin meluruskan dan Bung Rusdi menganggap mereka munafik? Kalau begitu penentang pelaku korupsi dsb juga munafik donk Bung.. Bung juga kalo dikasih duit, gratifikasi + selangkangan juga mau toh..
Nggak usah bela2in Lady Gaga dan tidak usah sibuk sama korupsi..You must learn to see what you want to see and close your eyes to what you don’t want to see.. gitu aja kok repot
Juni 17, 2012 at 8:48 pm
kalo pengin nonton (bukan meniru) pake uang dan mata sendiri silakan, kalo gak mau nonton (karena menganggap porno lah seks lah) ya gausah nonton dan janganlah melarang yg pengin nonton,
kalo yg menolak gaga mau nonton konser yg sopan, lil monster juga gak ngelarang….. so …. biarlah bumi berputar, pendosa d alim masing2 menerima upah d akibatnya, gak perlu repot2 ngurus orang lain…. dengan dalih norma… urus diri sendiri dulu…
Juli 23, 2012 at 11:29 pm
pertama, saya setuju dg apa yg dikatakan oleh fajarsubkhi29, bakrush dan Hujairin. Mohon bung rusdi berpikir dg sehat, bagaimana bisa anda melakukan pembenaran terhadap kebejatan moral gaga dengan kebejatan moral para penguasa. toh kedua2nya bukanlah suatu kebaikan. kalau memang para pejabat kita ini bejat, itu bukan berarti kemudian kebejatan moral gaga harus didukung (dibenarkan)? bukankah kedua2nya merupakan jenis kebejatan moral yg harus dijauhkan dari masyarakat kita? berfikirlah dg argument yg teratur dan akal yg sehat. bukan dg emosi hanya krn gara2 terhalang keinginannya utk menonton konser sang pujaan.
kedua, utk mas bagus: kita hidup ini bagaikan para penumpang dalam satu kapal, jika ada seseorang melobangi kapal yg kita tumpangi dan akan mengakibatkan tenggelamnya kapal termasuk kita, apakah kita hanya akan diam??? kehidupan bermasyarakat kita juga seperti itu, jika ada yg berbuat kerusakan dilingkungan kita, maka kita juga akan menanggung resiko buruknya. makanya dlm agama kita diwajibkan saling mengingatkan dlm kebaikan n mencegah kemungkaran n kejahatan.