Rusdi Mathari
Rusdi Mathari lahir di Situbondo 12 Oktober 1967. Pernah bekerja sebagai freelancer di Suara Pembaruan (1990-1994),redaktur InfoBank (1994-2000), detikcom, penanggungjawab rubik PDAT majalah Tempo (2001-2002), redaktur majalah Trust (2002-2005), redaktur pelaksana Koran Jakarta (2009-2010), redaktur pelaksana beritasatu (2010-2011), dan pemimpin redaksi VHR.media (2012-2013. Peserta crash program reportase investigasi (ISAI-Jakartra), dan mendapat beberapa penghargaan untuk penulisan berita terbaik dari beberapa lembaga. Saat ini aktif menulis buku dan mengasuh blog Rusdi GoBlog.
Mei 15, 2008 at 7:41 am
Nggak ikutan dapat undangan ya mas Rusdi?
Mei 15, 2008 at 7:44 am
Kita tunggu independensi liputannya nanti…
Mei 15, 2008 at 10:21 am
Kelihatannya serius untuk ambil Krakatau Steel.
Pengaruh ke industri pertahanan dan keamanan bagaimana ? Jangan-jangan kayak kasus indosat, yang juga mempengaruhi sistem informasi dari pertanahan dan keamanan.
Mei 15, 2008 at 7:27 pm
AYO LAH LIAT SITUS: Axxyc.com
(Komunitas Indo, ga perlu register)
Mei 16, 2008 at 12:48 am
Mestinya pengiat LSM dan kalangan akademisi di undang juga ya……
Tapi tapi tapi.. ya itu dunia semakin kapitalis… hehehhe
Salam kenal bosss…..
Mei 20, 2008 at 2:48 pm
kalo media aja sudah bisa di “Beli”, mo gimana lagi nasib kejujuran di negara ini?
Tapi sebaiknya jangan berprasangka buruk dulu, saya masih percaya bahwa idealisme itu tidak akan pernah mati, seperti juga kebaikan akan selalu hidup selama kejahatan tetap hidup.
Mei 23, 2008 at 2:48 pm
FYI :
Industri Baja Hulu semacam KS, Posco, Tata, Mittal dsb pada umumnya terdiri dari 3 tahapan proses:
1. Iron Making (Pemurnian/Pengolahan Bijih Besi)
2. Steel Making (Peleburan besi menjadi baja)
3. Steel Product Forming (Pembentukan produk akhir yg terdiri dari Rolling menjadi coil/pelat HRC/CRC dan Ekstrusi menjadi baja batang kawat/wire rod)
KS sebagai pabrik baja terintegrasi di ASEAN memiliki ketiga fasilitas tersebut. Jadi KS bukan pemain baru dan “bodoh” alias gak ngerti seperti apa yg digembar-gemborkan di media.
Mereka yg menggeluti industri baja tahu bahwa semua teknologi dari ketiga jenis proses di atas adalah hasil pembelian, bukan inovasi internal (seperti yg diklaim mittal), dari para technology provider. Yaitu di antaranya;
1. Iron Making; HYL SA (Mexico), Midrex. SL/RN (Finland/India/New Zealand), dll
2. Steel Making; VAI (Austria), SMS Demag (Jerman) dll.
3. Rolling; SMS Demag (Jerman), Danielli (Itali) dll
Diluar itu ada teknologi Blast Furnace yang menggabungkan Iron Making dan Steel Making tapi membutuhkan bahan baku coking coal (yg tidak tersedia banyak di Indonesia). Serta Mini-Mill yang menggabungkan ketiga proses di atas.
Pemilihan teknologi suatu pabrik baja adalah disesuaikan terhadap keberadaan maupun akses ke bahan baku pembuatan baja; bijih besi olahan, scrap, batu bara, gas dan additive lainnya.
Teknologi KS menggunakan teknologi gas-based (bukan BBM seperti di media) dikarenakan di Indonesia terdapat banyak gas alam. Tetapi tuduhan bahwa KS tidak efisien dan sudah tua adalah semata krn tersendat-sendatnya pasokan gas dari pertamina dan kenaikan harga gas, sedangkan banyak perusahaan baja di dunia yg masih mengoperasikan permesinan berumur di atas 30 tahun (karena direvitalisasi terus menerus).
Arcelor-Mittal adalah sama dengan KS yaitu sebagai OPERATOR pabrik baja, BUKAN sebagai TECHNOLOGY PROVIDER. Jadi sudah dipastikan alasan mittal membawa teknologi adalah hanya lips-service semata, krn tokh mittal nantinya (kalau mengakuisis KS) akan membeli teknologi juga (makanya dlm sejarah akuisisnya mittal jarang sekali mengembangkan pabrik2nya karena pabrik baja mahal sekali, 1 pabrik rolling bisa mencapai 1 trilyun rupiah!).
Jadi undangan mittal kepada 10 wartawan tsb hanya untuk pamer fasilitas produksinya, sama saja spt KS mengundang para wartawan untuk liat2 pabrik di Cilegon. Bukannya pamer teknologi, karena mittal pun beli, bahkan beberapa pabrik mittal juga ada yg memiliki teknologi spt milik KS. KS pun bisa melakukan hal yg sama.
Percaya deh, “gambaran utuh” yg akan di dapat para wartawan ttg fasilitas produksi mittal, akan sama saja dgn “gambar” fasilitas KS di Cilegon, alias nothing’s new really!
KS memang sexy, karena dlm KS group ada KDL yg mengoperasikan pembangkit listrik 400 MW yang juga bersama-sama PLN menyuplai listrik Jawa-Bali, KBS yg merupakan pelabuhan komersial khusus terbaik se-Indonesia, KTI yg mengolah air industri/domestik untuk memenuhi pabrik2 dan kawasan industri serta masyarakat Prov Banten bagian utara sampai Tangerang, Latinusa; pabrik baja timah untuk kemasan minuman ringan, susu dll, KHI pabrik pipa distribusi/drill, dll,
Sehingga dgn mengakuisisi KS, artinya mittal selain menguasai pasar baja domestik, juga akan menguasai sebagian listrik jawa-bali dan supply air se banten. Wuiiihhh siapa yg gak mauuuu!!!
Semua logika yg diajukan oleh Pemerintah yg memaksakan strategic sale KS sudah dipastikan tidak ada yg masuk. mittal tidak akan competitive advantage apa2, teknologi tidak, pengembangan juga tidak, keuangan pun tidak, kecuali hanya gagah2an bekerja diperusahaan asing bagi karyawan dan perpindahan kepemilikan saja, alias menurunnya pemasukan pemerintah dari BUMN bernama KS terutama dari deviden. Btw, KS sampai pertengahan tahun sudah menyumbangkan hampir 1 Trilyun buat negara melalui berbagai sumber spt pajak dll.
Plus pemerintah telah menunjukkan inkonsistensi terhadap pengembangan industri baja di INdonesia khususnya KS. Kalau KS dituding tidak berkembang, faktanya adalah Pemerintah-lah yg menggagalkan setiap usaha pengembangan KS. Tahun 2004-06, KS sebenarnya sedang dlm tahap pengembangan menambah kapasitas sebanyak 2 juta ton, tetapi pada bulan Maret 2006 Pemerintah yg diwakili Wapres membatalkan rencana pengembangan tsb yg telah memasuki proses tender. (Kejadian ini pernah masuk media pada tahun 2006 dan surat pembatalan masih dipegang KS kayanya).
Udah mau berkembang malah dihambat-hambat, tapi sekarang malah mau dijual karena dituduh tidak berkembang????
Logika yg aneh dan tentunya mencurigakan, ada apa dgn Pemerintah???
Mei 23, 2008 at 4:36 pm
memang.. siapa bisa menjamin, bahkan yang 100 persen itu, semua ini kebal dari bius kehendak kuasa modal guuuuuuede itu..