Rusdi Mathari
Rusdi Mathari lahir di Situbondo 12 Oktober 1967. Pernah bekerja sebagai freelancer di Suara Pembaruan (1990-1994),redaktur InfoBank (1994-2000), detikcom, penanggungjawab rubik PDAT majalah Tempo (2001-2002), redaktur majalah Trust (2002-2005), redaktur pelaksana Koran Jakarta (2009-2010), redaktur pelaksana beritasatu (2010-2011), dan pemimpin redaksi VHR.media (2012-2013. Peserta crash program reportase investigasi (ISAI-Jakartra), dan mendapat beberapa penghargaan untuk penulisan berita terbaik dari beberapa lembaga. Saat ini aktif menulis buku dan mengasuh blog Rusdi GoBlog.
Mei 9, 2008 at 11:12 am
Semoga sih buat kepentingan umum.
Mei 23, 2008 at 3:31 pm
KS adalah benteng terakhir industri strategis bangsa ini, setelah Barata dan PT DI (IPTN) berantakan, kalau sampai di”stir” asing, sudah dipastikan industri manufaktur Indonesia akan terjerembab ke dalam kontrol asing.
FYI, KS dari tahun-ketahun memprogramkan pengembangan kapasitas yg pada akhirnya dibatalkan oleh Pemerintah. Kasus terakhir adalah pembatalan proyek TSFRM (kapasitas 2 juta ton) pada tahun Maret 2006 oleh Wapres. Padahal kalau proyek itu jadi, kapasitas produksi HRC KS tahun ini menjadi 5 juta ton.
Percaya gak rencana strategic sale KS itu dimotori oleh “aktor2 lama” yg berfungsi sbg broker di Indonesia selama ini???
Ngomong2 ttg proteksi pemerintah, KS yg selama ini dipersepsikan “dimanjakan” oleh pemerintah, ternyata tidak diproteksi dibanding negara lain. Khusus untuk bea masuk baja, Indonesia hanya menerapkan 5% saja, sedangkan Malaysia sampai 50%, USA 24% plus surcharge, China >10% dan negara lain yg bea masuk baja lebih besar dari Indonesia. Makanya KS beberapa waktu yg lalu mengajukan klaim dumping terhadap beberapa negara dan berhasil dimenangkan.
Tetapi walau tidak diproteksi, KS seumur-umur baru 2 kali mengalami kerugian.
Dan khusus untuk Mittal, sejak kapan sejarahnya mittal pernah melakukan pengembangan atas pabrik yg diakuisisinya?? Media silakan melakukan riset ttg pengembangan pabrik2 baja yg diakuisisi mittal seperti apa sih pengembangan di sana? Malah pabrik mereka di Granrage Prancis malah ditutup dan terjadi PHK massal, sampai-sampai para karyawan berdemo dan merusak ruangan Direksi, suatu yg luar biasa terjadi di Eropa Barat. Lagian Mittal sudah punya investasi di Indonesia yaitu pabrik wire rod Ispatindo di Surabaya. Kalau Mittal yg katanya “ingin” sekali “membantu” Industri baja Nasional, ya kembangkan aja pabriknya yg di Surabaya….
KS itu adalah perusahaan yg sepenuhnya atas jerih payah dan pemikiran para “PRIBUMI”, fakta menunjukkan walaupun dikelola “PRIBUMI”, KS tetap survey, tetapi berita di media (yg bersumber dari Pemerintah) yg mendiskreditkan KS akhir2 ini seakan-akan menunjukkan INFERIORITAS pemerintah Indonesia.
Karena dijamin 100% tudingan pemerintah melalui Menperin, Menneg BUMN, Wapres dll adalah hanya kabar-kabur untuk membuat opini publik yg menjustifikasi penjualan KS untuk kepentingan segelintir orang…
Silahkan aja deh kalau pemerintah merasa INFERIOR, tetapi bangsa Indonesia tidak sudi menjadi bangsa yg inferior dan dianggap serba gak mampu.
Kompetensi industri baja sudah dikuasai oleh SDM “PRIBUMI” KS, eeeh kok malah mau dibodo-bodohin lagi dgn menjual KS????
Juni 3, 2008 at 2:41 pm
tega bener ya..
Agustus 31, 2009 at 12:57 pm
Dlm lgu kbngsaan.
Itulah Indonesia…
Yg mmpnyai pdoman bdya jawa “Bhiyen Iko Tunggale Iko”.
Trkdang qbrtnya mengapa? Smua PR kita sbgai pnrus bngsa. Kita sdh klamaan djajah. Jd bs jd mntal kita sdh trjajah,mau dijajah,& mdah diadu domba.
Maka usuln dr kami utk tiap kali tgl 17 agust sbgai pringatan hri kmerdekaan,shrusny 2 bendera mrah ptih yg kita kibarkn,krn jka smaktu2 Indonesia jtuh, maka ada Indonesia satuny.