http://ecx.images-amazon.com/images/I/714PZWY1V3L.gif

Sebuah pengakuan keluar dari mulur Monique de Wael, baru-baru ini. Buku berjudul Misha: A Mèmoire of Holocaust Years yang ditulis dan diklaim olehnya sebagai sebuah kisah nyata, bulan lalu diakuinya hanyalah khayalan. Buku itu terbit pada 1997 dan laku keras di Amerika Serikat dan Eropa. Di Prancis seroang produsen film bahkan mengangkat “kisah nyata” itu ke layar lebar berjudul Survivre avec les loups.

Oleh Rusdi Mathari

MONIQUE de Wael adalah nama asli dari Misha Defonseca. Nama yang disebut terakhir menjadi populer karena sukses menulis buku Misha: A Mèmoire of Holocaust Years. Ini adalah sebuah novel yang sebelumnya diklaim ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya yang “diasuh” oleh segerombolan serigala pada saat pendudukan tentara Nazi Jerman di Eropa. Kisah yang menyentuh, iklan yang gencar, dan semangat solidaritas kaum Yahudi menjadi kombinasi lengkap yang menyebabkan buku ini laris manis di Amerika Serikat dan Eropa, bahkan hingga masa 8 tahun setelah diterbitkan. Buku itu kemudian angkat ke layar oleh seorang produsen film Prancis berjudul Survivre avec les loups atau “Bertahan bersama Serigala.”

Dikisahkan dalam buku itu, ketika berusia 6 tahun pada 1941, Misha terpaksa hidup di tengah hutan bersama segerombolan serigala karena orang tua Misha adalah Yahudi yang ditangkap oleh tentara Jerman. Dalam asuhan serigala itulah, Misha berpetualang. Antara lain dikisahkan serigala yang melindunginya menerkam tentara Jerman, keluar masuk ke kamp konsentrasi di Warsawa dan sebagainya. Ketika masa Perang Dunia II berakhir, Misha selamat, dan dia akhirnya bisa pulang ke rumah orang tuanya di Belgia, dalam usia 11 tahun.

Semula cerita itu hanya disampaikan oleh Monique kepada teman-temannya. Belakangan beberapa temannya mendorongnya untuk menuliskan “kisah nyata” menjadi sebuah buku. Jane Daniel seorang pemilik penerbit buku tertarik menerbitkan kisah itu. Maka pada 1997 jadilah sebuah buku berjudul Misha: A Mèmoire of Holocaust Years yang lalu terbukti laku keras. Belakangan karena faktor laku keras itulah, Daniel dan Monique beperkara di pengadilan Boston menyangkut pembagian keuntungan. Pengacara Monique menuduh Daniel belum membayarkan honor kepada kliennya sehingga membawa persoalan itu ke pengadilan. Pada 2005 pengadilan Boston di Amerika Serikat akhirnya menghukum Daniel untuk membayar ganti rugi sebesar US$ 22,5 juta kepada Monique. Persoalan selesai antara Daniel dan Monique.

Namun gonjang-ganjing soal buku itu, membuat banyak kritikus mulai ragu dengan kisah yang ditulis dalam Misha: A Mèmoire of Holocaust Years. Keraguan itu terutama menyangkut beberapa fragmen yang dianggap tidak mungkin terjadi secara historis. Salah seorang di antara mereka adalah Henryk M. Broder yang pernah menulis biografi Monique yang pada waktu itu masih dikenal sebagai Misha Defonseca di koran terbitan Jerman der Spiegel pada 1996.

http://72.14.235.104/search?q=cache:jb68HYWHv9oJ:www.feralchildren.com/en/showchild.php%3Fch%3Dmisha+Misha+Defonseca&hl=id&ct=clnk&cd=1&gl=id&client=firefox-a

Siapa Monique sebenarnya? Dia bahkan bukan seorang keturunan Yahudi seperti yang diakuinya dalam Misha: A Mèmoire of Holocaust Years. Lahir pada 1937, Monique adalah putri dari pasangan keluarga penganut Katolik Robert De Wael lan Josephine Donvil. Ayahnya adalah pejuang bawah tanah di Belgia, ketika tentara Jerman menguasai negara itu. Pada 1988, Monique bersama Maurice suaminya, lalu pindah ke Amerika Serikat setelah bermukim di Paris. Di Amerika, pasangan itu membeli rumah di Millis, Masschusetts meskipun Maurice adalah seorang penganggur hingga 1990-an. Di negara bagian itulah, Monique keluar masuk sinagoge karena mengaku Yahudi, dan kemudian bercerita soal petualangan masa kecilnya di Eropa hingga Daniel menyambut niatnya untuk menuliskan menjadi sebuah buku pada 1997.

Akan tetapi Monique rupanya tak tahan dengan kebohongannya. Pada 28 Februari silam, dia mengaku telah berdusta dengan buku yang ditulisnya. Menurut BBC, kepada surat kabar Belgia Le Soir, Monique mengaku telah mengarang-ngarang cerita soal petualangannya bersama serigala dan kisah yang ditulis dalam buku Misha: A Mèmoire of Holocaust Years, sama sekali bukan kisah nyata. Nama Misha Defonseca pun diungkap olehnya bukan nama asli karena nama lahir dia sesungguhnya adalah Monique de Wael dan beragama Katolik.

Iklan