Rusdi Mathari
Rusdi Mathari lahir di Situbondo 12 Oktober 1967. Pernah bekerja sebagai freelancer di Suara Pembaruan (1990-1994),redaktur InfoBank (1994-2000), detikcom, penanggungjawab rubik PDAT majalah Tempo (2001-2002), redaktur majalah Trust (2002-2005), redaktur pelaksana Koran Jakarta (2009-2010), redaktur pelaksana beritasatu (2010-2011), dan pemimpin redaksi VHR.media (2012-2013. Peserta crash program reportase investigasi (ISAI-Jakartra), dan mendapat beberapa penghargaan untuk penulisan berita terbaik dari beberapa lembaga. Saat ini aktif menulis buku dan mengasuh blog Rusdi GoBlog.
Desember 6, 2007 at 7:43 am
quote:
Rupanya, peristiwa 19 April 1993, ketika FBI meledakkan dan membakar habis perkampungan Sekte Cabang David, mengakibatkan kematian David Koresh dan 80-an pengikutnya di Mount Carmel, Waco, Texas, tak dilihat Ulil sebagai perusakan properti sebuah sekte, aliran, atau ajaran.
menganggap penyerbuan komunitas davidian sbg pemberangusan sebuah sekte/ajaran adalah kesemberonoan lain. polisi federal menginspeksi perkampungan sekte itu karena kepemilikan senjata api pada warga sipil dan bukti2 ttg kejahatan seksual koresh thd anak2 di bawah umur.
sekte itu tidak pernah mengalami persekusi, karena sampai skrg pengikutnya bebas menjalankan keyakinannya, meski juga terjadi pemurnian ajaran branch davidian yg pernah diselewengkan oleh koresh
Desember 6, 2007 at 3:28 pm
Wah-wah.. jadi heran.. kok mas ulil masih juga suka menjeneralisasi.. memaksakan membuat satu kesimpulan untuk kasus-kasus yang bertolak belakang..
Walau gak setuju dan kesal dengan cara mas ulil menjeneralisasi.. yah kita juga mesti berhati-hati jangan sampai terjerumus pada hal yang sama..
Salam,
Desember 7, 2007 at 2:37 am
memang….
untuk suatu tujuan, apapun bisa digunakan, termasuk berbohong…
(ulasan yang bagus mas, thx for sharing)
Desember 10, 2007 at 2:29 am
Untuk kesekian kalinya saya baca ulasan tentang Ulil dari persepsi yg tak sepakt. Mungkin, untuk sebuah perut dan kemuliaan dunia, seseorang bisa menjadikan iblis sekalipun sebagai Tuhan. Meski iblis itu jahat tetap saja dipuja sebagai Tuhan. Hmmm….
Desember 10, 2007 at 3:21 pm
sembrono….istilah itu aku setuju dulu. sebagai catatan, seandainya ingin menilai seseatu ataupun seseoarang jangan kita mengenyangkan perut darinya. jadi hasilnya ra karuan
Desember 14, 2007 at 11:18 am
Propaganda barat telah lama menjadi panglima dengan seluruh pasukannya yang berupa ‘kajian’ dan ‘media’ . Mereka menjajah bangsa-bangsa yang tidak memiliki kepercayaan diri. Anehnya kita malah suka jadi centeng-centeng mereka, bayarannya gede, bisa terbang kesana-kemari.
Kalau saya tidak perlu membuka sejarah perkembangan aliran-aliran dinegeri para kampiun demokrasi itu. Bukti yang jelas akhir-akhir ini adalah pembonsaian (kalau terlalu sadis dengan istilah genosid) bangsa Palestin, Irak, Afganistan. Non sen jika bukan karna perbedaan keyakinan/agama mereka melakukannya. Mereka khawatir akan kemampuan bangsa lain yang suatu saat dapat melawan hegomoni mereka. Benar juga menurut mas Ulil kalau beberapa sekte dibiarkan tumbuh bebas di negara mereka sepanjang kebebasan sekte tersebut tidak mengganggu stabilitas mereka dalam menjalankan agama kebebasan itu sendiri.
Atau barangkali aliran dan sekte sempalan di Indonesia dibiayai oleh mereka supaya bangsa ini bercerai berai, Kalau tidak mengapa mereka gerah dengan kejadian di negeri ini?
Desember 11, 2008 at 5:09 pm
Ntu si unyil… E’eeh salah si ulil belajar ngaji ame siape sih tu die…. goblok boanget sih pemikirannye…….